getwsodo

TNO, PARIMO, SULTENG – Fasilitas pendidikan di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) disorot. Masih ada sekolah-sekolah di kawasan terpencil yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Dibutuhkan perbaikan sarana prasarana guna mendukung pembenahan pendidikan setempat. Seperti pada SD Terpencil Siti Masyita Toribulu, lokasi sekolah ini sangat jauh sekitar 2 kilometer dari pemukiman warga dan berada di daerah pegunungan, akses jalan pun sukar dilalui karena mendaki dan kadang berlumpur, apalagi kondisi bangunan sekolah yang dinilai bisa membahayakan para murid yang melakukan proses belajar.

SD Terpencil Siti Masyita Toribulu ini terletak di Dusun Lima Simbulangan, Desa Toribulu, Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parigi moutong, Prov. Sulawesi tengah.

Kondisi sekolah ini luput dari perhatian Pemerintah, sekolah tersebut hampir tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai seperti sekolah pada umumnya, sementara jumlah siswanyapun kini sebanyak 24 orang siswa.

Sementara tenaga pendidik termasuk Kepala sekolah (Kepsek) hanya 2 orang saja. Guru kelasnyapun masih barstatus honorer, yang juga merangkap sebagai penjaga sekolah. Sarana ruang kelas belajar (RKB) hanya 1 ruangan, yang berfungsi sebagai kelas 1 hingga kelas 6. Sehingga saat pelaksanaan belajar seluruh siswa digabung dalam 1 ruang kelas saja.

Diketahui bahwa sekolah SD terpencil Siti Masyita terdaftar sebagai Satuan Pendidikan di Kabupaten Parigi Moutong sejak tahun 2012 silam hingga kini. Di awal berdirinya SD Terpencil Siti Masyita memiliki 3 Ruang Kelas Belajar (RKB), namun pasca Gempa Bumi yang melanda Sulteng 2018 lalu, 2 ruang kelas roboh.

Moh Umar MM, Kabiro Sulteng Teropong tertarik untuk melakukan penelusuran tentang latarbelakang sekolah tersebut. Berawal dari informasi dari beberapa tokoh masyarakat yang mempertanyakan keberadaan Kepsek SD Terpencil Siti Masyita yakni, Mahmud, S.Pd, yang saat itu disorot karena jarang hadir di sekolah tersebut untuk mengemban tugasnya sebagai kepala sekolah dan akhirnya media inipun melakukan observasi secara langsung.

Korwil Kecamatan Toribulu, Musar,S.Pd, saat Kunker ke SD Terpencil Siti Masyita Toribulu.

Mendapat sorotan tersebut, Kepsek Mahmud didampingi Koordinator Wilayah (Korwil) Kecamatan Toribulu dari Satuan Pendidikan Dikbud Parimo, Musar, S.Pd, saat berkunjung di Kantor Cabang Parimo TeropongNews, di jalan Sis Aljufri, Desa Ampibabo Utara, Kamis 2 Maret 2023 guna mengklarifikasi informasi yang dibeberkan oleh warga setempat.

Mahmud menjelaskan bahwa apa yang disampaikan beberapa tokoh dan masyarakat tentang dirinya adalah tidak benar. Iapun menjelaskan bahwa dirinya sangat pro aktif menjalankan tugasnya juga menangani sekolah tersebut sejak ia ditugaskan disana, “Pak, secara fisik memang benar saya jarang ke sekolah, namun bukan berarti saya tidak melakukan tugas sebagai kepala sekolah. Saya sadar, mandat yang saya emban selaku kepala sekolah, wajib melaksanakan tugas dan kewajiban saya”. Jelasnya.

Lanjutnya, “Namun beberapa faktor pertimbangan sehingga saya jarang ke sekolah. Yang pertama, akses jalan menuju sekolah di daerah pegunungan kita harus melihat cuaca, saya berusaha menghindar dari hujan, jangan sampai pas kita sementara di perjalanan tiba-tiba hujan, otomatis saya tidak berangkat ke sekolah. Begitupun sebaliknya, apabila kami sudah di sekolah dan turun hujan, kami tidak bisa pulang ke rumah, sementara di sekolah tidak memiliki kantor yang bisa dimanfaatkan untuk istirahat, apalagi perumahan, ruang belajar saja masih darurat pak” Terangnya.

Mahmud lalu menjelaskan, “Saya selaku kepsek tidak pernah mengabaikan tanggung jawab terhadap sekolah yang saya tempati mengabdi, termasuk pembinaan terhadap Dua orang bawahan, tetap berjalan dengan baik walaupun terkadang komunikasi hanya lewat telepon seluler atau chat WA saja” Kilahnya.

Mahmud mengisahkan, sejak dirinya menjabat sebagai kepala sekolah SD terpencil Siti Masyita Toribulu, ia seringkali melaporkan situasi dan kondisi sekolah, dan telah mengajukan permohonan Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah, kepada Dinas terkait. Ungkapnya lagi, “Tak hanya di Dinas terkait kamipun sudah melakukan lobi kepada beberapa anggota Legislatif DPRD Parigi Moutong, dan Alhamdulillah, salah satu anggota dewan dari Fraksi PKB, Nur Rahmawati telah menyetujui permohonan Pengadaan Seragam Sekolah untuk siswa (i) SD Terpencil Siti Masyita ini”.

Tampak Ketua PGRI Kecamatan Toribulu saat menuju SD Terpencil Siti Masyita, dengan bersusah payah melalui jalan ekstrim yang licin dan berlumpur.

Lanjut Mahmud, “Pak siswa kami belum memakai seragam sekolah saat ke sekolah, ini tentunya faktor ekonomi masyarakat yang masih terbilang rendah di sana, selain itu jarak dari pusat perbelanjaan (pasar) sangat jauh, begitupun peradaban warga di Dusun Simbulangan, peradabannya masih sangat tertinggal karena daerah ini adalah salah satu daerah terpencil yang ada di Parigi Moutong”.

Meski demikian, ia begitu bangga dengan semangat para murid yang mau jalan kaki menuju sekolah demi bisa belajar. Tapi tidak seperti sekolah pada umumnya, murid SD itu belum berseragam dan bahkan belum mengenakan sepatu saat ke sekolah.

Senada dengan Kepsek Mahmud, Koordinator Wilayah (Korwil) Satuan Pendidikan Kecamatan Toribulu, Musar, S.Pd membenarkan kondisi jalan menuju sekolah tersebut sangat sulit untuk dilalui, ia juga sangat prihatin dengan keadaan sekolah yang masih jauh dari standar pendidikan.

Tampak siswa (i) SD Terpencil Siti Masyita Toribulu dengan pakaian seandanya saat menyambut kedatangan Korwil Kecamatan Toribulu dengan wajah yang penuh harapan agar sekolahnya segera dibangun.

“Apa yang disampaikan oleh kepala sekolah semuanya benar, berdasarkan apa yang kami ketahui. Kami melihat dan mengalaminya sendiri saat kami melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) pada 2 Desember 2022 lalu. Didampingi oleh Ketua PGRI Kecamatan Toribulu, yakni Asip, S.Pd, Kepsek Mahmud, perjalanan menuju sekolah SD Siti Masyita jalannya sangat ekstrim, dan kami sempat terjatuh beberapa kali. Olehnya itu kami selaku ujung tombak di lapangan meminta kepada Pemerintah agar dapat memberikan perhatian secara khusus terhadap Satuan Pendidikan di SD Terpencil Siti Masyita, khususnya pada pembenahan jalan dan sarana prasarana di sekolah Siti Masyita” Harapnya.

Menurut Musar, langkah yang dilakukan oleh Kepsek Mahmud sangatlah tepat, yang telah melakukan suatu terobosan, perlu kita apresiasi dengan mengajukan proposal ke Dinas terkait, atau pihak-pihak yang memiliki kewenangan, kesemua itu tentunya demi peningkatan proses belajar mengajar yang lebih baik, Kunci Musar. (Penulis Moh Umar)

By TNO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Bisa Kami Bantu ?
Hallo ! Ada yang bisa kami bantu ?
getwsodo